Gimana jadinya kalau kopi dan lemon disajikan berbarengan? Saya sama sekali ga kepikiran kalau ternyata dua jenis minuman ini bisa disajikan dalam bersamaan. Daripada penasaran, saya cicipin saja langsung welcome drink yang disajikan saat menghadiri acara workshop kopi yang diselenggaraka oleh Illy coffee di The Lounge, lobby levelnya Trans Luxury Hotel beberapa waktu lalu. Rasa asam tanpa yang saya cecap di ujung lidah memang terasa unik.Sama-sama bersifat asam tapi tidak saling menghilangkan satu sama lain antara kopi dan lemon itu sendiri.
Jadi gimana atuh menjelaskannya, ya? Hehehe... seperti dibilang oleh barista hari itu, Pak Arif dan Mas Raka yang juga mengajarkan teknik menyajikan kopi, pengalaman minum kopi itu soal pengalaman rasa yang dirasakan langsung. Walau tanpa pemanis, kopi lemon yang saya cicipin sore itu asik juga, loh. Padahal buat saya, kopi pahit itu enggak banget.Pernah satu waktu mesen kopi affogato, cuma toping es krimnya saja yang sanggup saya habiskan. Kopinya? Sisa banyak. hahaha... Padahal lumayan mahal itu hiks hiks... dasar bukan penggemar kopi tulen, sih.
Ngomong-ngomong soal Illy Coffee, brand yang satu ini baru saja saya denger. Padahal perusahaan kopi ini sudah ada tahun 1933. Bahkan sebelum bapak saya lahir pun. Sudah 84 tahun dong, ya. Illy Coffee hanya mengolah kopi arabika terbaik yang didatangkan dari 9 negara di dunia, yaitu : Brazil, Guatemala, Ethiopia, Costa Rica, India, Columbia, New Guinea, Kenya dan El Salvador.
Fokus dan Kualitas
Illy Coffee hanya fokus pada jenis kopi arabica sebagai upaya untuk menyajikan kopi terbaik. Dengan fokus pada satu hal, Illy Coffee percaya bisa maksimal menghasilkan kopi terbaik pagi penggemar kopinya.
Selain tasting, dalam acara itu bersama teman-teman blogger dan media, saya juga diajak membuat kopi sendiri ala-ala latte art. Huaaaa, sedap-sedap ngeri ini. Penasaran tapi juga takut gagal hahaha. Dan memang yang namanya practice make perfect. Kalau ga dilatih, gimana bisa bagus hasilnya? Terus gimana bisa jago kalau nyoba aja ga mau? Ya udahlah, saya mau aja dikasih tantangan. So, maafkan kalau penampakan (((penampakan))) nya bikin temen mikir, 'ini apaan sih, Fi?" Hahaha... tiba-tiba aja saya clueless mau bikin art apa di atas kopi lattenya. *ah payah nih saya*
Cara Brewing dan Kualitas Rasa
Ngomong-ngomong soal sajian kopi, ternyata ga bisa asal nyeduh begitu saja kayak kita nyeduh kopi sachet-an (ga ada hubungannya sama #pengabdisetan loh ya). Komposisi air dan kopi bahkan suhu air pun berpengaruh pada citarasa kopi yang dihasilkan. Untuk mesin di bawah ini misalnya,menggunakan air dalam suhu normalakan menghasilkan kopi dengan rasa lebih baik dibanding ketika kita memasukkan air yang sudah panas sebelumnya ke dalam tabung. Makanya, beda banget kan rasa kopi yang bikin sendiri sama buatan barista? Walau setiap orang punya selera masing-masing antara komposisi gula dan susu misalnya, tetap saja rules basicnya harus dikuasai. Skill dan pengetahuan itu yang bikin harga kopi jadi 'lebih mahal'.
Mesin-mesin & Kapsul Kopi Illly
Selain bahan dasar berupa kopi, Illy Coffee pun punya tools berupa berbagai macam jenis mesin yang punya fungsi dan kegunaan yang berbeda. Ada yang bisa digunakan di kantor atau rumah sampai untuk digunakan sebagai properti di kafe.
Illy coffee mengemas kopi dalam bentuk kapsul satu kali pakai. Selain higienis dan terukur, juga terjamin originalitasnya. Jangan khwatir bakal ada versi 'bajakan'nya.
Kopi dalam kemasan kapsul berwarna hijau adalah kopi yang kafeinnya rendah, sedangkan kopi dalam kapsul berwarna merah adalah kopi espresso, dan untuk kopi dalam kapsul hitam adalah kopi hitam alias dark coffee,alias kopi yang paling lama disangrai (roasted) sehingga menghasilkan kopi yang lebih pekat.
Kopi: Kafein, Gula dan Vertigo
Di sela-sela workshop, Mas Raka yang pernah menjadi barista di akfe bercerita tentang pengalamannya menjadi barista di kafe. Salah satu temannya mempunyai masalah vertigo yang serius. Daaaan... teman-teman, ternyata penyakit vertigonya bisa sembuh setelah ia minum kopi, loh. Believe or not, it happens! Dalam beberapa kasus, kopi memang identik dengan yang namanya kafein, pencetus beberapa masalah mulai dari insomnia sampai jantung. Padahal yang namanya kafein tidak selalu identik dengan kopi. Kafein bisa kita temukan dalam teh dan minuman bersoda. Kalau masih ada yang menghindari kopi tapi kemudian malah mengompensasikannya dengan teh dan minuman bersoda, ya sama aja. Bahkan bisa jadi konsumsi kafeinnya lebih tinggi. Tapi catat juga, ya. Minum kopi juga ada batasannya. Jangan over dosis.
Kalau soal hubungan kopi dan insomnia sih ga sepenuhnya benar juga. Kandungan kafein yang tinggi justru ada dalam kopi robusta,yang mana seringnya jadi bahan utama kopi kemasan sachet. Eh bener loh, malamnya setelah dari acara ini saya ga sampai begadang lewat dini hari. Padahal sebelumnya saya sempat khawatir kalau pulang dari acara workshop kopi bersama Illy saya bakal dibikin stay awake alias begadang. Ah, syukurlah ga sampai kejadian.
Latte Art
Nah, soal challenge membuat latte art tadi, kami yang hadir ga dilepas begitu aja. Ujug-ujug disuruh tanpa dikasih contoh. Selain Mas Raka, Ibey yang juga barista di hotel Trans Luxury mendemonstraikan skillnya membuat latte art. Kagum, envy plus rasa terintimidasi campur jadi satu. Haduh gimana jadinya buatan saya? Plis jangan diketawain latte art ala-ala saya yang cemen banget dan idenya yang entah, ngasal dan ga punya filosofinya hahaha...
Dan ini buatan saya. Latte macam apa coba? Ya udah kalau mau ngetawain mah saya pasrah wkwkkwk...
Kadang rasa pahit tidak selalu identik dengan sesuatu yang buruk. Seperti kopi misalnya. Kalau ingin mendapatkan pengalaman mencicipi rasa kopi terbaik, menyesapnya tanpa tambahan gula bukan saja lebih sehat tapi juga mengantarkan rasa kopi asli yang berkesan dan bercita rasa tinggi.