Quantcast
Channel: Catatan Efi
Viewing all articles
Browse latest Browse all 735

Meize Hotel: Family Hotel yang Nyaman di Bandung

$
0
0
Saya masih kepengin cerita lagi tentang Bandung, nih.  Apalagi jelang weekend seperti sekarang ini yang durasinya lumayan lama. Plus  anak-anak kelas 3 SMP/SMA yang sudah beres dari kegiatan belajarnya dan memilih berlibur sambil nunggu kelulusan. Bisa dipastikan kepadatan Bandung semakin meningkat, karena semakin bertambahnya turis lokal dan asing yang jalan-jalan di Bandung.

Selain wisata kuliner, wisata belanja dan wisata alam, jangan lupakan juga dong di mana akan menginap. Seperti yang saya bilang tadi, kalau lagi musim liburan,  atau dekat-dekat dengan acara wisudaan kampus, biasanya tingkat hunian hotel bakal meningkat pesat. Saran saya jangan dibiasakan mepet booking kamar di hotel kalau tidak mau kelimpungan ga kebagian kamar.

Terus hotel apa yang kali ini mau saya rekomendasikan untuk menginap?

Nih, saya punya referensinya. Meize Hotel, yang beralamat di jalan Sumbawa no 7. Cuma berjarak 5 menit saja dari kawasan pusat perbelanjaaan BIP, 15 menit dari Stasiun Bandung dan untuk sampai ke pusat kota lainnya seperti Alun-alun atau pintu tol Pasteur pun tidak lebih dari setengah jam. Strategis dong, ya. 

Pekan lalu, saya mengajak adik saya, Pipit  untuk nginep di hotel berbintang 3 yang dominan dengan nuansa biru kuningnya.  Staf resepsionisnya yang ramah dengan segera melayani. Setelah memperlihatkan KTP (Meize Hotel punya kebijakan di mana pengunjung yang booking kamar harus berusia minimal 18 tahun), saya mengisi form beberapa data yang diperlukan. 

Saya mendapat kamar di lantai 5 dan memililh kamar dengan fasilitas tempat tidur twin. Kalau lebih suka tempat tidur  single yang besar juga bisa, kok. Saat check in, staf resepsionis akan menanyakan pilihan kamar yang akan digunakan. Apakah kita ingin memesan kamar smooking atau non smooking. Saya milih yang non smooking, dong.

Kamar yang kami tempati cukup mungil tapi masih leluasa untuk menyimpan barang bawaan. Walau tidak tersedia lemari, tapi di pojok kanan disediakan hangar  untuk menggantung pakaian agar tidak kusut. Kamar mandinya bersih, aliran airnya juga lancar (air hangat atau dingin untuk mandi).

Selain ada akses wi-fi, AC dan tv yang bisa mengakses siaran tv lokal dan asing, di kamar masih ada space  lumayan buat solat. Bisa deh berjamaah 2-3 orang, mah. Untuk penunjuk kabah pun sudah ada panah di dalam ruangan, jadi ga usah bingung lagi nanya operator atau naik ke Sky Floor untuk salat di musalanya, 





Kita bisa memilih untuk mendapat fasilitas sarapan atau tidak saat menginap di sini. Jika tanpa sarapan, charge yang dikenakan sekitar Rp. 297.500/malam (sudah termasuk pajak). Tapi kalau malas nyari sarapan di luar, tinggal membayar Rp. 343.400 /malam saja. Murah lah, ya. Apalagi menu sarapannya juga cukup variatif, mulai dari nasi perasmanan, salad, bubur ayam, sereal, sampai teh dan kopi.

Malam itu saya dan Pipit lumayan lapar, sementara di luar hujan cukup bikin mager alias malas gerak. Gimana dong? Eh untungnya ada layanan room service untuk mengganjal perut. Setelah milih-milih menu, akhirnya saya menghubungi line 0 untuk memesan soto ayam, mie tek tek kuah dan orange juice. Suka deh sama soto ayamnya. Seger banget, ditambah beberapa sendok sambalnya yang bisa menghangatkan perut pas hujan pula.

Eh tapi,  lihat mie tek tek pesanan Pipit, kok saya jadi ngiler juga, nih. Hihihi...  kapasitas perut saya udah maksimal tapi nyicip-nyicip dikit boleh, lah.  penampakan telur mata sapinya yang tersaji di mangkuk ittu bikin ngiler soalnya. Saya cicipi, rasanya enak dan gurihnya pas. Yang alergi atau ga tahan dengan rasa msg yang biasanya didapati dari mie instan ga usah cemas, deh. Mie tek tek ala Meize hotel ini enak dan ga giung (rasa gurih yang bikin enek  yang bisanya dirasakan dari makanan yang kebanyakan msg) seperti rasa mie instan biasa. Walau harganya cukup murah, porsi dan rasanya sepadan. Untuk ukuran makan di hotel segini mah worth it, alias cincai.

malam-malam lapar? kalem, ada layanan kamar yang siap melayani
Sebelum makan malam itu, saya menyempatkan diri juga mencoba layanan spa disana. Pas nelpon ke operator, saya ditawari dua pilihan. Mau turun ke bawah atau terapisnya yang nyamperin ke kamar? Berhubung saya memesan layanan Deep Tissue Massage, it's ok aja  layanan pijatnya di kamar. Ya udahlah, saya bilang sama terapisnya Teh Fitri, buat naik ke atas aja. Jadinya bisa menikmati pijatan sambil nonton tv hehehe.

Kalau untuk layanann spa sih, mau ga mau harus turun ke bawah, karena pasti basah dan belepotan dengan rempah-rempah yang digunakan. Sementara itu untuk layanan massage, waktu 90 menit berlalu tanpa terasa. Pijatan dimulai dari bahu sampai pergelangan kaki termasuk tangan juga.

Sambil pijatan gitu saya nanya ini itu sama Teh Fitri. Untunglah sebelum mesan dipijat, sayanya  belum makan. So, terhindar dari rasa tidak nyaman yang mungkin terjadi kalau sebelumnya  makan dulu. Berhubung dari ubun-ubun sampai telapak kaki semua anggota badan mendapat pijatan, rawan sekali sama pencernaan kalau jaraknya terlalu dekat.

Sebaliknya, kalau mau mandi tunggu jarak yang agak jauh setelah pijat. Atau malah sebaliknya mandi dulu sebelumnya. Mandi setelah pijatan enggak baik juga karena pori-pori kulit lagi terbuka lebar.
layanan spa dan reflexiologynya enakeun, suer!
Yang saya suka juga  dari layanan Deep Tissue Massage ini adalah pijatan yang didapatkan di kepala. Migren yang saya alami mabur, deh. Selain badan yang rasanya ringan juga kepala ga pusing-pusing lagi. Saya yang bawaannya suka tidur telat paling sering direcoki migren gitu soalnya. Kebiasaan baru tidur jam 11 malam, kadang membuat saya besok paginya merasa kliyengan.  Hmmm, sepertinya saya juga tertarik buat datang lagi ke sini nyobain layanan totok wajah, Meize Sampler atau spanya. Soal tarif cincai, lah. Walaupun merupakan lini dari layanan Meize Hotel, tarif yang dikenakan affordable alias terjangkau.  Ga percaya? Nih liat aja price listnya. Murah, kan?
price list spa dan refleksiologi di Meize Hotel
Ga harus jadi tamu menginap di Meize Hotel kalau cuma pengin mendapatkan layanan spa dan refleksiologi di sini. Kayak saya yang asli  tinggal di Bandung. Kapan pun mau, tinggal cus aja ke sini buat mendapatkan perawatan pijat atau spa di sini. Sejak jam 10 pagi sampai jam 11 malam bakal ada 4 terapis yang stand by dan siap melayani.  Ada  terapis laki-laki juga lho yang siap memberikan pelayanan pijat bagi customer laki-laki.
Besok paginya setelah mandi, saya naik satu tahapan menggunakan lift ke Sky Floor untuk menikmati sarapan.Menu sarapan yang disajikan di sini cukup variatif.  Lumayan banyak dan saya harus selektif memilih mau menyantap apa pagi itu. Ga akan muatlah di perut kalau saya cicipin semuanya.
Suasana Sky Floor tempat sarapan di Meize Hotel
Buat yang suka sarapan sehat, ada salad dan buah untuk appetizernya. Untuk makanan beratnya, ada bubur ayam yang rasanya enaaak, pake banget. Masih kurang? Kalem aja, masih ada nasi perasmanan, roti bakar, sereal, teh atau kopi yang bisa kita pilih untuk mengganjal perut.

Bagi yang membawa anak balita saat menginap, tersedia juga kursi bayi. Sehingga para mamah muda yang membawa anaknya sarapan di sini tetap bisa menyuapi para bocilnya tanpa harus kejar-kejaran nguber anak-anaknya buat nyuapin makan.
beberapa sajian sarapan di Meize Hotel
Untuk booking kamar di Meize, selainn reservasi lewat nomor telepon juga bisa booking online seperti traveloka, pegi-pegi, agoda, klikhotel,com atau booking.com.

Untuk mengetahuo fasilitas lainnya yang bisa didapatkan, silahkan kepoin  web, akun media sosial atau telpon aja ke Meize Hotel.

Diantosan di Bandung, ya.

Meize Hotel
Jalan Subawa No. 7 Bandung
Telp. 022-426 3688/426 1888
Website: http://www.meizehotel.com/
Facebook: https://web.facebook.com/meizehotel?fref=ts
Twitter: https://twitter.com/MeizeHotel
Instagram: @meizehotel 
Email:  contact@meizehotel.com 
Reservasi: @meizehotel.com

Viewing all articles
Browse latest Browse all 735

Trending Articles